image article
01-January-1970
"MENARI" UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN IRAMA JANTUNG

MENARI “MEraba denyut NAdi sendiRI” adalah kampanye yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan RI yang bertujuan untuk mendeteksi gangguan irama jantung sejak dini.

Meraba nadi (pulse pressure) termasuk salah satu pemeriksaan medis paling tua. Penyembuh dari Mesir Kuno 3000 SM sudah mempercayai bahwa nadi yang teraba lemah menandakan adanya suatu penyakit atau perburukan dari penyakit sebelumnya.

Kecepatan nadi lebih dari 100 kali per menit telah terbukti sebagai prediktor buruk pada sejumlah kasus rawat inap di RS. Bahkan, seorang yang sehat tapi memiliki frekuensi nadi lebih dari 100 kali/ per menit juga memiliki risiko untuk mengalami serangan jantung di kemudian hari. Tentunya, nadi diukur dalam kondisi tenang dan istirahat. Juga dalam suasana emosi stabil.

Cara mengukur nadi yang tepat
Umumnya nadi diraba pada pergelangan tangan. Tetapi pada korban yang pingsan, nadi utama yang diraba adalah pada leher. Beberapa pembuluh nadi lain yang dapat diraba manual, antara lain:

  1. Pergelangan tangan di sebelah sisi yang berdekatan dengan jempol
  2. Lipat siku pada sisi berlawan dari 
  3. Sisi samping leher 
  4. Pangkal paha
  5. Lipat siku
  6. Sedikit di atas tumit kaki
  7. Permukaan punggung kaki 

Raba pergelangan tangan dengan ujung jari tangan sebelah. Meraba nadi kiri atau kanan sama saja, namun, lebih baik jika mengukur kedua sisi. Lokasi tepatnya berada sesisi dengan jempol. Jangan terlalu kuat atau terlalu lemah dalam menekan nadi. Setelah merasakan denyut nadi, mantapkan perabaan dan mulailah menghitung. Frekuensi nadi idealnya dihitung dalam 60 detik. Dapat pula diukur dalam 30 detik lalu hasilnya dikali 2. Pengukuran 15 detik yang hasilnya dikali 4 tidak direkomendasikan. Bukan hanya frekuensi, Anda juga dapat merasakan kualitas dari nadi: kekuatannya, irama teratur atau tidak, serta ekual/tidaknya dengan nadi sisi sebelahnya. Perbandingan sisi kiri dan kanan hanya boleh dilakukan pada nadi yang sama.


Bagi kaum medis sendiri, teknik meraba nadi ini adalah suatu skill yang tidak mudah dan harus terus dilatih. Anda pun dapat berlatih dengan semakin sering meraba nadi. Frekuensi nadi normal ialah 60-100 kali/menit dengan irama reguler. Kurang dari 60 kali/menit disebut bradikardia. Lebih dari 100 kali/menit disebut takikardia.

Beberapa penyakit yang dapat dideteksi dari perabaan nadi:

  1. Nadi radialis lemah atau tidak teraba — syok, kekurangan cairan, kontraksi jantung lemah
  2. Nadi radialis iregular — gangguan irama jantung
  3. Nadi karotis tidak teraba (10 detik) — gagal jantung
    Beberapa penyakit penyerta yang dapat menyebabkan gagal jantung:
    • Penyakit jantung koroner

      Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang paling sering menjadi penyebab seseorang mengalami gagal jantung.Penyakit jantung ini muncul akibat adanya sumbatan (plak) yang menghambat pembuluh darah jantung, sehingga aliran darah pada jantung menjadi tidak lancar. Akibatnya, otot jantung akan rusak akibat kekurangan pasokan oksigen, sehingga jantung tidak bisa memompa darah dengan baik. Hal inilah yang membuat penderita penyakit jantung koroner berisiko mengalami gagal jantung.

    • Diabetes

      Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gagal jantung. Risiko ini akan semakin besar apabila kadar gula darah penderita diabetes tidak terkontrol atau cenderung tinggi. Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah jantung dan ginjal, sehingga fungsi jantung lama-kelamaan terganggu. Alasan lainnya adalah karena gula darah yang tinggi membuat darah pekat dan kental, sehingga jantung harus bekerja ekstra untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hal-hal tersebutlah yang menyebabkan penderita diabetes berisiko mengalami gagal jantung.

    • Hipertensi

      Saat tekanan dalam pembuluh darah terlalu tinggi, jantung perlu bekerja lebih keras untuk memompa darah agar pasokannya ke seluruh organ tubuh terpenuhi. Apabila tekanan darah tinggi ini tidak diobati, otot jantung akan bekerja lebih berat untuk memompa darah. Jika beban kerja jantung berlebihan akibat harus memompa darah lebih kuat, lama kelamaan otot jantung bisa menjadi lebih kaku, sehingga kemampuan jantung dalam memompa darah akan terganggu.

    • Aritmia

      Aritmia adalah kondisi ketika irama jantung tidak normal, baik terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Saat irama jantung tidak normal, kondisi tersebut akan mengganggu fungsi jantung secara keseluruhan, tak terkecuali kemampuan jantung dalam memompa darah.

Untuk mencegah atau mengatasi penyakit agar tidak terjadi atau tidak bertambah parah, dapat dilakukan upaya pemantauan beberapa kondisi tubuh antara lain gula darah, tekanan darah dan kolesterol, serta lemak darah (trigliserida).

Untuk pemantauan gula darah, kolesterol dan trigliserida PT Isotekindo Intertama memiliki produk khusus yaitu MULTICAREIN Meter 3 in 1 Glukosa Darah, Kolesterol, dan Trigliserida. MULTICAREIN Meter 3 in 1 Glukosa Darah, Kolesterol, dan Trigliserida menawarkan cara cepat dan mudah untuk menguji glukosa, kolesterol, dan trigliserida dalam darah menggunakan strip tes.

Ada fitur dan manfaat dari MULTICAREIN Meter 3 in 1 Glukosa Darah, Kolesterol, dan Trigliserida:

Pengukuran parameter darah seperti glukosa darah tinggi, kolesterol serum tinggi, dan trigliserida serum tinggi dapat menentukan kondisi klinis yang dikenal sebagai SINDROM METABOLIK yang dapat meningkatkan RISIKO KARDIOVASKULAR.

Referensi:

  1. American Heart Association (2021). Pulmonary Hypertension and CHD
  2. Health Compas Perabaan Nadi Nasional 2013
  3. Insert Pack  MULTICAREIN Meter 3 in 1 Glukosa Darah, Kolesterol, dan Trigliserida
  4. National Institutes of Health (2021). National Heart, Lung, and Blood Institute. Heart Failure
Tag
Bagikan