image article
01-January-1970
KETAHUI CARA DIET KETOFASTOSIS UNTUK PENDERITA DIABETES

Bagi penderita diabetes perlu berbagai cara untuk menormalkan kembali tingkat gula darah. Antara lain dengan mengatur pola makan dan jenis makanan dengan indeks glikemik rendah. Mengatur pola makan dikenal dengan diet.

Diet pun juga ada berbagai macam jenis, misalnya diet menurunkan berat badan dan diet untuk diabetes seperti diet ketofastosis. Diet ketofastosis adalah diet yang menggabungkan aturan diet ketogenik dan diet fastosis.

Apa saja keuntungan dari ketofastosis?

Diet ketogenik adalah diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak yang awalnya digunakan untuk mengobati penyakit saraf. Ini melibatkan pengurangan asupan karbohidrat secara drastis dan menggantinya dengan lemak. Asupan karbohidrat yang berkurang ini membuat tubuh berada dalam kondisi metabolisme yang disebut ketosis. Saat ini terjadi, tubuh menjadi efisien dalam membakar lemak untuk energi, dan mengubah lemak menjadi keton di hati yang dapat menyuplai energi untuk otak. Diet ketogenik merupakan diet rendah karbohidrat sedangkan fastosis adalah fasting on ketosis. Sehingga apabila dikombinasikan memiliki aturan untuk menjalankan puasa dalam keadaan ketosis. 

Perbedaan antara diet ketogenik dan diet ketofastosis adalah proses puasa. Pada diet ketogenik tidak melibatkan pengaturan jam makan ketat atau puasa seperti ketofastosis. Keduanya sama-sama memiliki aturan komposisi makanan berupa lemak (80 persen), protein (15 persen), dan karbohidrat (5 persen).

Keunggulan kedua diet ini mampu menurunkan berat badan. Tetapi diet ketogenik bermanfaat pula untuk pengobatan penyakit neurosis, misalnya epilepsi.

Diet ketofastosis di beberapa sumber dianggap bisa dijalani oleh penderita diabetes. Namun fakta yang dibuktikan lewat studi bahwa diet ketogenik bisa meningkatkan sensitivitas insulin.

Ketika insulin bekerja lebih sensitif memang baik untuk treatment berhenti minum obat diabetes. Khususnya bagi penderita diabetes tipe 2. Di sisi lain, diet ketofastosis berisiko buruk pada kontrol gula darah.

Efeknya orang dengan diabetes dan menjalani diet ketofastosis akan merasakan kelelahan, lemas, dan hipoglikemia karena berpuasa.

Apabila Anda dengan diabetes dan berencana menjalani diet, lebih bijak konsultasikan dahulu pada ahli mengenai diet mana yang paling cocok sesuai kondisi tubuh. Diet ketofastosis juga tidak disarankan untuk ibu hamil dan orang yang perlu makan teratur. Diet ketofastosis tidak disarankan langsung dijalani. Sebab tubuh membutuhkan adaptasi, artinya perlu menjalani diet ketogenik dahulu baru menyertai pengaturan jam makan lewat puasa atau ketofastosis.

Lama puasa yang dijalani ialah antara 12-16 jam selama 4 hari dalam satu minggu. Selama berbuka puasa, Anda dapat mengonsumsi makanan rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Selain itu, diet ketofastosis tidak disarankan untuk dijalani lebih dari 6 bulan.

Untuk mendapatkan hasil maksimal dari menjalani diet, setelah ketofastosis dapat kembali menjalani diet ketogenik.

Bagaimana cara mengetahui kadar gula dan keton dalam darah?

Mengontrol gula darah dan keton di rumah mudah menggunakan Multisure GK Blood Glucose dan Ketone Monitoring System menawarkan cara cepat dan mudah untuk menguji glukosa dan badan keton dalam darah menggunakan strip tes terpisah dan menentukan risiko langsung untuk DKA (Diabetic Keto Acidosis).

Berikut beberapa fitur unggulan dan manfaat dari Multisure GK Blood Glucose dan Ketone Monitoring System :

  • Pengujian waktu singkat Multisure GK Blood Glucose dan Ketone Monitoring System hanya membutuhkan waktu 5 detik untuk uji glukosa dan 8 detik untuk uji keton, sehingga waktu pengujian menjadi efisien
  • Parameter 2 in 1 : Biaya pemeriksaan lebih murah & praktis langsung untuk 2 pengujian yaitu glukosa & keton
  • Kisaran hematokrit lebar: Dapat digunakan untuk anak-anak karena jangkauan membaca mereka lebih tinggi

Referensi:

  1. Insert Pack Multisure GK Blood Glucose and Ketone Monitoring System
  2. VOI (2019) Ketofastosis Diet For Diabetes, Is It Safe? Know The Rules And Regulations 
  3. Jennifer T Batch, et all (2018). Advantages and Disadvantages of the Ketogenic Diet: A Review Article

 

 

 

Tag
Bagikan