image article
01-January-1970
CEGAH STUNTING ITU PENTING

1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting, kurang lebih ada 5 juta anak Indonesia mengalami stunting. Apa itu stunting?

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi. Stunting dipengaruhi oleh status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, serta ekonomi, budaya, maupun faktor lingkungan seperti sanitasi dan akses terhadap layanan kesehatan.

Prevalensi stunting di Indonesia

sementara angka stunting di tahun 2021 mencapai 24%.

Apasaja Gap dalam permasalahan stunting di Indonesia?

  1. 8,3 juta dari 12,1 juta remaja putri tidak mengkonsumsi tablet tambah darah dan berisiko anemia

  2. 2,8 juta dari 4,9 juta Ibu hamil tidak periksa kehamilan minimal 6x

  3. 6,5 juta dari 22 juta balita tidak dipantau pertumbuhan dan perkembangannya

  4. Hanya 46.000 dari 300.000 Posyandu aktif beroperasi

Apakah yang menjadi perbedaan anak yang normal dengan yang mengalami stunting?

Perbedaan antara balita normal dan stunting terlihat dari sisi tinggi badan. Balita stunting terlihat lebih pendek dari balita seusianya. Namun, perbedaan yang tidak terlihat antara keduanya adalah otak anak stunting tidak terbentuk dengan baik dan dapat berdampak panjang.

Apasajakah program yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka stunting?

  • (A) Aktif minum Tablet Tambah Darah

    1. Konsumsi TTD bagi remaja putri 1 tablet seminggu sekali

    2. Konsumsi TTD bagi Ibu hamil 1 tablet setiap hari (minimal 90 tablet selama kehamilan)

  • (B) Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali

    1. Periksa kehamilan minimal 6 (enam) kali, 2 (dua) kali oleh dokter menggunakan USG

  • (C) Cukupi konsumsi protein hewani

    1. Konsumsi protein hewani setiap hari bagi bayi usia di atas 6 bulan

  • (D) Datang ke Posyandu setiap bulan

    1. Datang dan lakukan pemantauan pertumbuhan (timbang dan ukur) dan perkembangan, serta imunisasi balita ke posyandu setiap bulan

  • (E) Eksklusif ASI 6 bulan

    1. ASI ekslusif selama 6 bulan dilanjutkan hingga usia 2 tahun

Selain rutin mengonsumsi (TTD) sebaiknya juga disertai dengan Kontrol kadar hemoglobin darah secara teratur. Anemia defisiensi besi selama kehamilan juga dikaitkan dengan bayi lahir dengan berat badan rendah dan depresi pascamelahirkan. Mengkonsumsi vitamin prenatal yang mengandung zat besi dapat membantu mencegah dan mengobati anemia defisiensi besi selama kehamilan. Dalam beberapa kasus, penyedia layanan kesehatan Anda mungkin merekomendasikan suplemen zat besi yang terpisah. Selama kehamilan, Anda membutuhkan 27 miligram zat besi sehari. Nutrisi yang baik juga dapat mencegah anemia defisiensi besi selama kehamilan. Sumber makanan dari zat besi termasuk daging merah tanpa lemak, unggas dan ikan. Pilihan lain termasuk sereal sarapan yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, kacang kering, dan kacang polong. Hal ini juga harus diimbangi dengan rutinitas untuk memeriksakan hemoglobin. Pemeriksaan Hemoglobin memudahkan kita untuk memantau kejadian anemia, oleh karena itu PT Isotekindo Intertama memiliki alat yang dapat membantu anda dalam melakukan pemeriksaan Hemoglobin.

PT Isotekindo Intertama menyediakan alat POCT (Point Of Care Test) untuk pemeriksaan kadar Hemoglobin dalam darah yang praktis dan nyaman digunakan karena hanya membutuhkan sampel yang sedikit (1µL). Selain itu alat ini merupakan alat berteknologi biosensor pertama di Indonesia. Alat yang dimaksud adalah HemoSmart GOLD Hemoglobin Screening Meter.

Fitur unggulan dan manfaat lainnya adalah:

 

Referensi:

  1. Insert Kit HemoSmart GOLD Hemoglobin Screening Meter
  2. Cegah stunting itu penting. (2022) Kementerian Kesehatan
  3. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 2012, Population Reference Bureau, 2012, National Center of Biotechnolgoy Information (NCBI), 2014
  4. Capaian intervensi spesifik (intervensi yang mengatasi penyebab langsung dari stunting) | 2. Tablet Tambah Darah. Kemenkes, 2022
Tag
Bagikan