image article
01-January-1970
MITOS UMUM TENTANG HIV DAN AIDS

HIV selalu terbungkus dalam misinformasi dan stigma. Mengetahui kebenaran dapat membantu menghapus stigma. Artikel ini akan membahas beberapa kesalahpahaman umum tentang HIV dan bagaimana mereka yang hidup dengan HIV masih dapat menjalani kehidupan yang sangat memuaskan dan produktif.

 

Ada banyak mitos terkait dengan penyakit HIV/AIDS yang beredar di masyarakat. Mitos-mitos tersebut tidak sepenuhnya benar, atau bahkan keliru. Hal ini dapat menyebabkan pencegahan penyakit HIV/AIDS menjadi kurang efektif dan juga dapat membuat penderitanya mendapatkan stigma buruk dan dikucilkan oleh masyarakat.

Simak artikel di bawah ini untuk dapat mengetahui apa saja mitos yang umum beredar serta kebenaran dibalik mitos-mitos tersebut.

 

SESEORANG DAPAT TERINFEKSI VIRUS HIV BILA BERDEKATAN DENGAN PENDERITA HIV/AIDS

Faktanya, HIV tidak menular melalui sentuhan, air mata, keringat, ludah, atau urin. Seseorang tidak akan tertular walau:

  • Menghirup udara yang sama
  • Menyentuh dudukan toilet atau gagang pintu
  • Minum dari air mancur
  • Memeluk, mencium, atau berjabat tangan
  • Berbagi peralatan makan
  • Menggunakan peralatan olahraga di gym

Tetapi seseorang bisa tertular apabila terkena cairan tubuh tertentu dari seseorang yang menderita HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan dubur, dan ASI. Selain itu juga, HIV dapat ditularkan melalui:

  • Seks vaginal atau anal tanpa kondom, dan, dalam kasus yang sangat jarang, melalui seks oral dengan penderita HIV;
  • Transfusi darah dari darah yang terkontaminasi;
  • Berbagi jarum suntik, jarum suntik, peralatan suntik lainnya, peralatan bedah, atau alat tajam lainnya;
  • Dari seorang ibu yang hidup dengan HIV kepada bayinya selama masa kehamilan, persalinan atau menyusui.

 

NYAMUK DAPAT MENYEBARKAN HIV

Karena virus ini ditularkan melalui darah, timbul kekhawatiran virus ini bisa menular dari gigitan nyamuk. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal ini tidak terjadi, bahkan di daerah yang banyak nyamuk dan kasus HIV. Saat menggigit, nyamuk tidak menyuntikkan darah orang atau hewan yang mereka gigit sebelumnya. Virus HIV juga hanya hidup untuk waktu yang singkat di dalam tubuh mereka.

 

“SAYA BISA TAHU JIKA PASANGAN SAYA POSITIF HIV”

Seseorang dapat memiliki HIV tanpa gejala apapun selama bertahun-tahun. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang positif adalah dengan melakukan tes/pemeriksaan medis. Oleh karena itu, CDC merekomendasikan bagi mereka yang berusia antara 18 dan 64 tahun untuk melakukan pemeriksaan setidaknya sekali.

 

“SAYA TIDAK PERLU KHAWATIR TERKENA HIV, KARENA ADA OBAT-OBATAN”

Obat antiretroviral dapat meningkatkan kualitas hidup penderita HIV dan juga membantu mereka hidup lebih lama. Tetapi banyak dari obat ini yang harganya mahal dan beberapa obat mungkin memiliki efek samping yang serius. Penderita HIV juga harus meminum obat ini setiap hari (kecuali obat yang bisa diberikan melalui suntikan) dan apabila mengidap jenis HIV yang resistan terhadap obat (drug-resistant strains) hal ini dapat mempersulit terapi pengobatan. Pencegahan terhadap HIV terasa akan lebih mudah untuk dilakukan dan juga lebih murah dibandingkan dengan mengobati.

 

HIV ADALAH HUKUMAN MATI

Pada awal terjadinya wabah HIV, belum ada pengobatan yang tersedia sehingga tercatat angka kematian akibat AIDS sangat tinggi. Namun saat ini sudah tersedia berbagai jenis obat-obatan yang bisa membantu pengidap HIV atau bahkan AIDS memiliki kualitas hidup yang lebih baik & produktif. Seorang pengidap harus rajin meminum obat sesuai resep dan juga menjaga pola hidup sehat untuk menurunkan kejadian berkembangnya HIV menjadi AIDS. Informasikan juga kepada dokter tentang masalah kesehatan lain yang Anda miliki, karena beberapa obat HIV dapat mengganggu pengobatan lain dan membuat beberapa kondisi lebih sulit dikendalikan.

 

"JIKA SAYA MENDAPAT PENGOBATAN, SAYA TIDAK AKAN MENYEBARKAN VIRUS"

Pengobatan HIV dapat menurunkan jumlah virus dalam darah ke tingkat yang tidak terlihat dalam tes darah. Hal ini disebut dengan “viral load tidak terdeteksi. Studi menunjukkan bahwa jika viral load pengidap tidak terdeteksi, maka pengidap tidak dapat menularkan virus secara seksual. Tetapi jika pengidap tersebut melewatkan dosis obat HIV atau berhenti mengonsumsi obat, maka pengidap masih dapat menularkan virus ke orang lain.

Kemudian, melakukan seks dengan aman juga diperlukan sehingga terjadinya penularan virus HIV kepada orang lain dapat terhindarkan. Bahkan jika anda dan pasangan sama-sama memiliki HIV dan virus yang tidak terdeteksi, memakai kondom dapat melindungi dari strain virus lain yang mungkin resistan terhadap obat, serta penyakit menular seksual lainnya.

 

PENDERITA HIV TIDAK BISA MEMILIKI ANAK

Dokter dapat membantu pengidap mengambil langkah-langkah untuk menurunkan atau menghilangkan kemungkinan pengidap menularkan virus ke pasangan selama masa pembuahan. Jika seorang pengidap sedang hamil, dokter akan memberikan obat HIV untuk melindungi pengidap dan bayinya. Bayi juga dapat diberikan obat setelah lahir.

 

 

 

Referensi:

  1. Cleveland Clinic (2021). Infectious Disease. Common Myths About HIV and AIDS.
  2. WebMD. (2022). Common Myths About HIV and AIDS.
  3. World Health Organization (2022). Questions and Answers. HIV/AIDS.
Tag
Bagikan