image article
18-May-2022
APAKAH ADA VAKSIN UNTUK HIV?

National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) merupakan badan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat yang pertama kali menginisiasi “Hari Kesadaran Vaksin HIV” untuk diperingati setiap tanggal 18 Mei. Acara ini merupakan kesempatan untuk mengenali sukarelawan, anggota masyarakat, profesional kesehatan, dan ilmuwan yang bekerja sama untuk menemukan vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah HIV. Hari peringatan ini juga dimanfaatkan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya penelitian vaksin HIV.

 

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh. Kondisi HIV yang tidak diobati dapat mempengaruhi dan membunuh sel CD4, yang merupakan jenis sel kekebalan yang disebut sel T. Sayangnya, hingga saat ini belum ada vaksin HIV yang berhasil disetujui penggunaannya oleh manusia. 

Apa Itu Vaksin?

Vaksin adalah produk yang dibuat dari sejumlah kecil kuman lemah atau mati (seperti virus, bakteri, atau racun) yang dapat menyebabkan penyakit. Vaksin akan membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi lebih cepat dan lebih efektif. Ketika seseorang mendapatkan vaksin, maka vaksin akan memicu respons kekebalan tubuh dan membantu tubuh melawan dan mengingat kuman sehingga dapat menyerangnya jika kuman menyerang lagi. Dan karena vaksin dibuat dari sejumlah kecil kuman yang lemah atau mati, mereka tidak akan membuat seseorang sakit.

Apakah Ada Vaksin untuk Mencegah HIV?

Saat ini tidak ada vaksin yang tersedia yang akan mencegah infeksi HIV atau mengobati mereka yang terinfeksi. Namun, para ilmuwan sedang bekerja untuk mengembangkannya. National Institutes of Health (NIH) berinvestasi dalam berbagai pendekatan untuk mencegah HIV, termasuk vaksin HIV pencegahan yang aman dan efektif.

 


Gambar 1. Gambar hanya ilustrasi

 

Penelitian bertujuan untuk memberikan pilihan pencegahan HIV tambahan yang aman, efektif, dan diinginkan untuk populasi yang beragam dan dapat diskalakan di seluruh dunia untuk membantu mengakhiri pandemi global. Meskipun banyak uji coba vaksin sedang dilakukan, vaksin yang benar-benar efektif belum tersedia. Ada alasan mengapa sangat sulit untuk mengembangkan vaksin HIV karena ia berbeda dari jenis virus lainnya. HIV tidak cocok dengan pendekatan vaksin tipikal dalam beberapa cara:

  1. Sistem kekebalan tubuh semua manusia benar-benar buta atau tidak pernah berhadapan dengan virus seperti HIV
  2. Vaksin biasanya dibuat untuk meniru reaksi kekebalan orang yang pulih. Namun, hampir tidak ada orang yang sembuh setelah tertular HIV. Akibatnya, tidak ada reaksi kekebalan yang dapat ditiru oleh vaksin
  3. Vaksin seharusnya melindungi tubuh dari penyakit, bukan infeksi
  4. Virus HIV yang dimatikan atau dilemahkan tidak dapat digunakan dalam vaksin
  5. Virus HIV bermutasi dengan cepat. Jika virus cepat berubah, vaksin mungkin tidak berfungsi lagi sehingga sulit untuk membuat vaksin untuk melawan HIV

Mengapa Kita Membutuhkan Vaksin untuk Mencegah HIV?

Ketika orang yang hidup dengan HIV mencapai dan mempertahankan penekanan virus dengan meminum obat HIV setiap hari sesuai resep, mereka dapat tetap sehat dan secara efektif tidak memiliki risiko menularkan HIV secara seksual kepada pasangannya. Namun pada tahun 2018, sekitar 37.968 orang didiagnosis terinfeksi HIV di Amerika Serikat dan pada tahun 2019 sekitar 1,7 juta orang baru tertular HIV di seluruh dunia. Untuk mengendalikan dan pada akhirnya mengakhiri HIV secara global, kita membutuhkan serangkaian alat pencegahan HIV yang dapat diakses secara luas oleh semua orang.

Vaksin secara historis telah menjadi cara yang paling efektif untuk mencegah dan bahkan memberantas penyakit menular. Vaksin dengan aman dan hemat biaya mampu mencegah penyakit, kecacatan, dan kematian. Seperti vaksin cacar dan polio, vaksin pencegahan HIV dapat membantu menyelamatkan jutaan nyawa.

 

 

Referensi:

  1. CDC. (2020). HIV Vaccine Awareness Day
  2. HIV.GOV. (2021). HIV Vaccines
  3. Mayo Clinic. (2022). HIV/AIDS

 

Tag
Disinfektan
Viral Transport Media (VTM)
Penyalahgunaan Obat (NAPZA)
Bagikan
Artikel Terkait