image article
26-June-2022
APA JENIS NARKOBA YANG PALING SERING DISALAHGUNAKAN?

Beberapa narkoba memiliki manfaat jika digunakan untuk tujuan medis dengan dosis yang tepat dan dalam pengawasan dokter. Namun sayangnya, keberadaan obat-obatan ini sering kali disalahgunakan untuk mendapatkan efek tertentu & berujung membahayakan nyawa penggunanya.

 

Narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang) adalah bahan/zat yang dapat memengaruhi kondisi kejiwaan/psikologi (pikiran, perasaan dan perilaku) seseorang, serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi.

Untuk itu, perlu diketahui jenis-jenis narkoba apa saja yang paling umum disalahgunakan di Indonesia serta bahaya yang dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan. Memahami efek obat-obatan ini pada tubuh dan memahami ancaman serius dari kecanduan yang ditimbulkannya adalah langkah pertama untuk melindungi diri Anda sendiri.

Berikut jenis-jenis narkoba dan bahayanya bagi tubuh yang perlu diketahui dan diwaspadai:

1. Ganja/Mariyuana (THC)


Gambar 1. Ilustrasi ganja

Halusinogen ringan ini berasal dari tanaman Cannabis sativa. Semua bentuk ganja biasanya dihisap. Resin dan minyak ganja juga dapat dikonsumsi secara oral atau diseduh dalam teh. Ketika digunakan, ganja bertindak sebagai stimulan sistem saraf pusat. Ganja dapat membuat pengguna merasa rileks dan meningkatkan kesadaran sensorik mereka. Dengan demikian, pengguna dapat merasakan indera penglihatan, penciuman, rasa, dan pendengaran yang lebih jelas. Hal ini menyebabkan penggunanya merasa senang sesaat atau sering disebut "high". Efek Jangka Panjang, Ganja akan mempengaruhi perkembangan otak. Obat tersebut dapat mengganggu fungsi berpikir, memori, dan belajar. Efek kesehatan lainnya dari ganja adalah:

    • Halusinasi
    • Paranoid
    • Gejala yang memburuk pada pasien dengan skizofrenia
    • Gangguan pernapasan
    • Peningkatan detak jantung

 

2. Kokain (COC)


Gambar 2. Ilustrasi kokain

 

Merupakan bubuk putih halus yang bertindak sebagai stimulan yang kuat. Dalam bentuk murni, kokain diekstraksi dari daun tanaman koka. Kokain digunakan dengan cara dihirup melalui hidung, dioleskan ke gusi, melarutkan bubuk dan menyuntikkan ke dalam aliran darah. Kokain dapat membuat penggunanya merasa gembira, mengalami peningkatan kewaspadaan dan tingkat energi sementara, penundaan rasa lapar dan lelah. Perilaku pengguna juga bisa menjadi aneh, tidak menentu, dan penuh kekerasan. Dosis kokain yang berlebihan dapat menyebabkan kejang, stroke, pendarahan otak atau gagal jantung. Dalam jangka panjang pengguna kokain berisiko mengalami sejumlah masalah kesehatan, beberapa di antaranya tergantung pada metode konsumsinya:

    • Menghirup kokain; sangat merusak jaringan hidung, menyebabkan masalah pernapasan
    • Suntikan; dapat menyebabkan abses dan penyakit menular

Risiko lain, terlepas dari metode konsumsi; ketergantungan, kekurangan gizi, penurunan berat badan, disorientasi, apatis dan keadaan yang mirip dengan psikosis paranoid.

 

3. Ekstasi (MDMA)


Gambar 3. Ilustrasi ekstasi

Ekstasi atau dikenal juga dengan MDMA memiliki kesamaan struktural kimia dengan amfetamin dan halusinogen tertentu, menimbulkan efek perubahan stimulan dan sensorik. Tak lama setelah mengonsumsi ekstasi, pengguna mungkin mengalami berbagai efek karena kombinasi sifat stimulan dan halusinogen. Efek potensial meliputi:

    • Euforia
    • Emosi yang meningkat
    • Halusinasi
    • Nafsu makan dan rasa haus berkurang

Dosis ekstasi yang berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan serius, seperti hipertermia, gangguan kerja jantung dan pembuluh darah, gangguan mental, perilaku impulsif yang berbahaya, dan overdosis.

 

4. Heroin (MOP)


Gambar 4. Ilustrasi heroin

 

Heroin murni (diacetylmorphine) adalah bubuk putih dengan rasa pahit yang disalahgunakan untuk efek euforianya. Heroin, obat yang sangat adiktif, berasal dari alkaloid morfin yang ditemukan di tanaman opium poppy (Papaver somniferum) dan 2-3 kali lebih kuat daripada morfin. Penggunaan heroin biasanya dengan cara disuntikkan, dihisap atau dihirup ke hidung. Saat digunakan, heroin dapat menimbulkan sifat euforia, anti-kecemasan dan penghilang rasa sakit. Efek lain diantaranya depresi pernapasan, pupil yang menyempit, dan mual. Efek overdosis mungkin terjadi; pernapasan lambat dan dangkal, hipotensi, bibir dan kuku biru, kejang otot, kejang, koma, dan kemungkinan kematian. Penggunaan secara injeksi juga diperumit oleh masalah lain seperti penyebaran HIV/AIDS karena berbagi jarum dengan orang yang terkontaminasi.

 

5. Methamphetamine (MET)


Gambar 5. Ilustrasi methamphetamine

Methamphetamine atau sabu-sabu adalah jenis narkoba stimulan yang bekerja pada sistem saraf pusat dan sangat adiktif. Sabu-sabu tersedia dalam bentuk bubuk kristal putih, tidak berbau, dan terasa pahit. Biasanya, sabu-sabu digunakan dengan cara ditelan, dihisap, atau disuntikkan.

Seperti kokain, metamfetamin dapat mempercepat jantung, serta menyebabkan hipertermia, suhu tubuh yang sangat tinggi. Ketika digunakan dalam jangka waktu yang lama, metamfetamin dapat menyebabkan kecemasan, insomnia, dan bahkan gejala psikotik, seperti halusinasi. Masalah gigi yang parah juga dapat terjadi; obat ini bersifat asam dan dapat merusak gigi seiring waktu. Pengguna sering menggemeretakkan gigi mereka juga, semakin merusaknya. Seperti halnya pengguna heroin, orang yang menyuntikkan metamfetamin berisiko terkena HIV.

 

6. Carisoprodol (SOMA)

 

Gambar 6. Ilustrasi carisoprodol

Carisoprodol, adalah obat resep yang digunakan untuk mengobati kejang otot dan nyeri otot yang parah. Namun, karena efek psikoaktif (sedatif dan anksolitik/anti-kecemasan/relaksan), penyalahgunaannya menjadi masalah yang lebih menonjol.  Efek carisoprodol relatif singkat. Pengguna dapat dengan cepat menemukan diri mereka mengambil lebih banyak untuk memperpanjang sensasi menyenangkan yang ditimbulkannya, dengan cepat membawa mereka menuju ketergantungan dan kecanduan.

Orang yang berjuang dengan kecanduan carisoprodol mungkin mengalami berbagai efek yang tidak menyenangkan, seperti:

    • Penurunan kemampuan fisik atau mental
    • Peningkatan denyut jantung
    • Tremor
    • kejang
    • Rebound kecemasan dan/atau insomnia

 

7. Benzodiazepin (BZO)

Gambar 7. Ilustrasi benzodiazepin

Benzodiazepin bekerja pada sistem saraf pusat, menghasilkan sedasi dan relaksasi otot, dan menurunkan tingkat kecemasan. Dokter mungkin meresepkan benzodiazepin untuk kondisi medis yang sah, tapi benzodiazepin juga sering disalahgunakan. Benzodiazepin dosis tinggi dapat menghasilkan efek samping yang lebih serius. Tanda dan gejala toksisitas akut atau overdosis diantaranya:

    • Kebingungan
    • Pusing
    • Kelemahan
    • Bicara cadel
    • Kurang koordinasi
    • Sulit bernafas
    • Koma

Meskipun banyak kegunaannya yang bermanfaat, benzodiazepin dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan dapat menyebabkan gejala putus obat (withdrawal symptoms) dan bahkan kejang ketika dihentikan secara tiba-tiba.

 

 

 

Referensi:

  1. United Nations Office on Drugs and Crime. (2022). TYPES OF DRUGS
  2. National Institute on Drug Abuse. What is Marijuana?
  3. National Institute on Drug Abuse. Cocaine DrugFacts
  4. DrugAbuse.com. (2022). Long-Term Effects of Molly-Ecstasy
  5. Drugs.com. Heroin
  6. DrugAbuse.com. (2022). Carisoprodol Abuse
  7. WebMD. (2021). Benzodiazepine Abuse
Tag
Penyalahgunaan Obat (NAPZA)
Bagikan
Artikel Terkait