image article
04-August-2022
TIPS MENGATASI ANEMIA PADA IBU MENYUSUI

ASI merupakan makanan utama bagi bayi usia 0-6 bulan. ASI yang dihasilkan dipengaruhi oleh asupan makanan dan riwayat gizi ibu. Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang disebabkan oleh kurangnya asupan zat gizi mikro seperti zat besi, asam folat, dan vitamin B12...

ASI yang dihasilkan dipengaruhi oleh asupan makanan dan riwayat gizi ibu. Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi yang terdapat dalam makanan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian Riskesdas 2007, sebanyak 24,5% wanita usia subur mengalami anemia. Hal ini dapat menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada ibu menyusui pada bayi usia 0-6 bulan tergolong tinggi.

Tingginya prevalensi anemia dipengaruhi oleh asupan ibu dan ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi tablet suplemen darah dari tenaga kesehatan selama kehamilan dan masa nifas akibat kurangnya asupan vitamin B12. Hal ini karena vitamin B12 berfungsi untuk mengubah asam folat menjadi bentuk aktifnya dan jika kekurangan akan mengalami anemia megaloblastik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini bahwa asupan sumber zat besi, vitamin B12, dan asam folat yang diperoleh dari recall masih kurang dari AKG yang dianjurkan dan kurangnya variasi makanan yang dikonsumsi ibu menyusui dalam kehidupan sehari-hari.

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan utama bagi bayi usia 0-6 bulan dan diberikan tanpa tambahan makanan atau minuman selain obat. Bayi usia 0-6 tahun rentan terhadap penyakit. Ketidaksesuaian frekuensi dan lama pemberian ASI akan menyebabkan tingginya angka kesakitan pada bayi dan mempengaruhi status gizi bayi.

Untuk mengatasi anemia, berikut beberapa hal yang perlu dilakukan:

  1. Jaga asupan makanan dengan baik
    Selama menyusui, sebagian energi ibu akan digunakan untuk memproduksi ASI. Oleh karena itu, perlu memperhatikan nutrisi yang baik (termasuk makanan kaya zat besi) selama menyusui. Beberapa contoh makanan yang mengandung zat besi antara lain daging, hati, ayam, sayuran hijau, dan lain-lain.
  2. Suplementasi Zat Besi
    Tetap konsumsi suplemen zat besi selama beberapa bulan pertama paska persalinan untuk menggantikan kehilangan darah saat melahirkan. Jika sudah mengalami anemia, dokter akan memberikan terapi zat besi dengan dosis suplementasi zat besi yang lebih tinggi.
  3. Hindari minum teh atau kopi saat makan
    Jika Anda terbiasa minum teh atau kopi sambil makan, hal ini perlu dihindari karena akan menghambat penyerapan zat besi di saluran pencernaan. Sebaliknya, minum jus jeruk dengan makanan karena akan membantu mempercepat penyerapan zat besi di usus.
  4. Rutin periksa Hb & Ht (Hemoglobin dan Hematokrit)
    Pemeriksaan Hb & Ht memudahkan kita untuk memantau kejadian anemia. Pemeriksaan Hb & Ht (Hemoglobin dan Hematokrit) memudahkan kita dalam memantau kejadian anemia, oleh karena itu PT Isotekindo Intertama memiliki alat yang dapat membantu anda dalam pemeriksaan Hb & Ht.

PT Isotekindo Intertama menyediakan alat POCT (Point Of Care Test) untuk pemeriksaan kadar Hemoglobin dalam darah yang praktis dan nyaman digunakan karena hanya membutuhkan sampel yang sedikit (1µL). Selain itu alat ini merupakan alat berteknologi biosensor pertama di Indonesia. Alat yang dimaksud adalah HemoSmart GOLD Hemoglobin Screening Meter.

Fitur unggulan dan manfaat lainnya adalah:

Referensi:

  1. Bjarnadottir, A. Healthline (2020). Breastfeeding Diet 101: What to Eat While Breastfeeding
  2. Centers for Disease Control and Prevention (2021). Do Infants Get Enough Iron from Breast Milk?
  3. Insert Pack Hemosmart GOLD Hemoglobin Screening Meter
  4. Mayo Clinic (2020). Breast-Feeding Nutrition: Tips for Moms
Tag
Hemoglobin & Hematrokrit (Hb & Ht)
Bagikan
Artikel Terkait