image article
20-December-2022
3 JENIS PEMERIKSAAN MEDIS UNTUK DETEKSI HIV

HIV merupakan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Pengobatan dapat mengendalikan infeksi dan mencegah perkembangan penyakit dan dengan didiagnosis lebih awal berarti Anda dapat segera memulai terapi. Simak artikel ini untuk mengetahui 3 jenis pemeriksaan medis untuk deteksi HIV.

 

 

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan penyakit infeksi yang diakibatkan oleh virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Dengan merusak sistem kekebalan tubuh, HIV akan mengganggu kemampuan tubuh dalam melawan infeksi dan penyakit. Jika HIV tidak diobati, dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome).

HIV merupakan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) yang menyebar melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, suntikan atau jarum suntik yang digunakan secara bergantian. Penyakit ini juga dapat menyebar dari ibu ke anak selama masa kehamilan, persalinan atau menyusui. Tanpa pengobatan, mungkin diperlukan waktu bertahun-tahun sebelum HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh hingga seseorang mengidap AIDS.

Jika Anda termasuk orang yang berisiko tinggi tertular atau menularkan penyakit ini, sebaiknya lakukan pemeriksaan medis sedini mungkin. Pemeriksaan medis merupakan satu-satunya cara untuk mengetahui dengan pasti apakah Anda mengidap HIV atau tidak, karena banyak orang tidak memiliki gejala apa pun dan dapat hidup selama bertahun-tahun tanpa mengetahui bahwa mereka mengidap virus tersebut.

Pengobatan dapat mengendalikan infeksi dan mencegah perkembangan penyakit. Dengan didiagnosis lebih awal, berarti Anda dapat segera memulai pengobatan, yang akan membantu Anda menjalani hidup yang panjang dan sehat. Pemeriksaan HIV dilakukan dengan cepat, mudah, tidak menyakitkan dan bersifat rahasia.

Berikut ini adalah 3 jenis pemeriksaan medis untuk deteksi HIV:

  1. Tes Antibodi

Tes antibodi merupakan pemeriksaan medis yang dilakukan dengan memeriksa kandungan antibodi HIV di dalam darah. Antibodi terhadap HIV akan diproduksi oleh sistem imun tubuh ketika seseorang sudah terinfeksi oleh virus HIV dan baru dapat terdeteksi 1 sampai 3 bulan setelah pasien sudah terinfeksi oleh virus HIV.

Beberapa jenis tes antibodi untuk mendeteksi infeksi HIV/AIDS adalah sebagai berikut:

    • Rapid test: dilakukan dengan meneteskan sampel darah/serum/plasma pasien ke kaset pengujian. Tes ini dapat selesai dengan cepat, bahkan hanya memerlukan waktu 10-20 menit untuk bisa dibaca hasilnya

Gambar 1. Rapid Test

 

    • ELISA test: dilakukan dengan memasukkan sampel darah pasien ke dalam tabung khusus. Kemudian, sampel darah tersebut akan dianalisis pada laboratorium untuk dilihat apakah terdapat kandungan antibodi HIV. Tes ini biasanya memerlukan waktu 1-3 hari


Gambar 2. ELISA Test

 

    • Western Blot test: merupakan tes lanjutan dari ELISA test. Lebih tepatnya, western blot test dilakukan untuk memastikan adanya pengikatan spesifik antibodi terhadap protein HIV


Gambar 3. Western Blot

 

  1. Tes Antibodi-Antigen

Tes antibodi-antigen atau Ab-Ag test merupakan kombinasi pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi protein p24 (antigen HIV) serta antibodi HIV-1 atau HIV-2 di dalam darah pasien.

Tes ini dinilai lebih akurat dan bisa dijadikan sebagai pemeriksaan dini dari penyakit HIV/AIDS karena antigen akan muncul lebih cepat daripada antibodi, yaitu sekitar 2 sampai 6 minggu setelah terinfeksi.

  1. Tes PCR

Tes PCR (Polymerase Chain Reaction) merupakan pemeriksaan HIV yang dinilai memiliki tingkat akurasi paling tinggi. Tes ini dilakukan dengan memeriksa materi genetik HIV, yaitu RNA, di dalam darah pasien pada laboratorium. Hasil dari tes ini memerlukan waktu yang lebih lama, yaitu 2 hari.

 

Dengan mengetahui status HIV, Anda dan pasangan akan mendapatkan informasi yang kuat untuk menjaga kesehatan. Jika hasil pemeriksaan dinyatakan positif, dokter akan lebih dini memberikan perawatan dan pengobatan untuk mencegah perburukan penyakit, mengurangi gejala serta mencegah penularan pada orang lain.

Sedangkan jika hasil pemeriksaan adalah negatif, maka kondisi ini memudahkan anda dan pasangan dalam memutuskan berbagai hal yang terkait dengan kegiatan seksual hingga perawatan yang bisa dilakukan untuk pencegahan HIV.

Ada berbagai pencegahan HIV yang bisa dilakukan, seperti:

  1. Menggunakan kondom
  2. Pilih perilaku seksual yang kurang berisiko
  3. Jangan pernah menggunakan jarum suntik bersama dengan orang lain
  4. Jangan pernah menggunakan pisau cukur bersama dengan orang lain

 

 

 

Referensi:

  1. CDC. (2022). Types of HIV Tests
  2. HIVgov. (2020). HIV Testing Overview
  3. Stanford Healthcare. (2022). Polymerase Chain Reaction (PCR) for HIV
  4. Mayo Clinic. (2022). HIV/AIDS
Tag
Disinfektan
Syphilis
Penyalahgunaan Obat (NAPZA)
Bagikan
Artikel Terkait