image article
15-November-2023
WABAH PNEUMONIA "MISTERIUS" DI CHINA

Meningkatnya angka kejadian penyakit pernapasan, terutama menyerang anak-anak di Tiongkok. Hal ini meningkat karena pencabutan pembatasan COVID-19 dan datangnya musim dingin, dan karena beredarnya patogen yang diketahui seperti influenza, Mycoplasma pneumoniae, Respiratory Syncytial Virus (RSV), SARS-CoV-2. Kasus pneumonia yang “misterius” ini menarik perhatian dunia.

 

 

Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru. Kantung udara dapat terisi cairan atau nanah (bahan bernanah), menyebabkan batuk berdahak atau nanah, demam, menggigil, dan kesulitan bernapas.

Pada beberapa kasus, pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah dapat mengalami komplikasi berupa penyebaran bakteri dalam aliran darah. Kondisi ini dapat berisiko menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh, yang biasanya ditandai dengan abses paru hingga terdapat nanah.

Selain itu, peradangan yang tidak segera diobati dapat menyebabkan terbentuknya cairan peradangan, yang kemudian dapat mengumpul pada lapisan pelindung paru. Jika kondisi ini terjadi, prosedur pengeluaran cairan oleh dokter menjadi perlu.

 

Gambar 1. Pneumonia

 

Konferensi pers yang dilaksanakan pada 13 November 2023, Komisi Kesehatan Nasional China (China’s National Health Commission) melaporkan peningkatan insiden penyakit pernapasan secara nasional, yang sebagian besar menyerang anak-anak. Dalam wabah penyakit pernafasan yang terjadi saat ini, gejala yang dilaporkan sama dengan beberapa penyakit pernafasan dan, hingga saat ini, sistem pengawasan dan rumah sakit di China melaporkan bahwa manifestasi klinis tersebut disebabkan oleh beredarnya patogen yang telah diketahui.

Pihak berwenang China juga mengaitkan peningkatan penyakit ini adalah dengan dilakukannya pencabutan pembatasan COVID-19 dan datangnya musim dingin, dan karena beredarnya patogen yang telah diketahui seperti influenza, Respiratory Syncytial Virus (RSV), Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2), dan Mycoplasma pneumoniae.

Mycoplasma pneumoniae adalah patogen pernapasan yang umum dan penyebab umum pneumonia pada anak, dan mudah diobati dengan antibiotik. Mycoplasma pneumoniae dan RSV diketahui lebih banyak menyerang anak-anak dibandingkan orang dewasa, namun tetap bisa menyerang siapa saja. Orang yang tinggal dan bekerja di lingkungan yang ramai mempunyai risiko lebih tinggi. Orang lain yang berisiko lebih tinggi terkena infeksi serius termasuk mereka yang baru pulih dari penyakit pernafasan dan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Gejala pneumonia biasanya diawali dengan tanda-tanda tertentu. Berikut gejala yang biasanya muncul:

  • Demam disertai sakit kepala dan badan menggigil.
  • Batuk tidak berdahak, atau berdahak dengan cairan mengandung nanah berwarna kekuningan.
  • Nyeri dada yang dirasakan saat bernapas, sesak napas.
  • Mual, muntah dan diare.
  • Nyeri pada otot, persendian, dan mudah lelah.
  • Denyut nadi melemah hingga 100 kali per menit.
  • Jika ada anggota keluarga yang mengalami kesulitan bernapas atau terjadi peningkatan frekuensi pernapasan, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Diketahui, saat ini fenomena pneumonia “misterius” tidak hanya terjadi di China saja. Negara lain seperti India dan Belanda juga mengalami fenomena ini.

Dengan terjadinya wabah ini, negara-negara lain diharapkan mengambil sikap proaktif dengan memulai tinjauan komprehensif terhadap langkah-langkah kesiapsiagaan penyakit pernapasan dan segera memperkuat langkah-langkah kesiapsiagaan kesehatan masyarakat dan rumah sakit.

Untuk mencegah penyebaran pneumonia “misterius” ini, WHO merekomendasikan untuk mengikuti langkah-langkah berikut untuk mengurangi risiko penyakit pernafasan. Yang termasuk:

  1. Dapatkan vaksinasi terhadap influenza, COVID-19, dan patogen pernapasan lainnya jika diperlukan.
  2. Menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit.
  3. Tinggal di rumah saat sakit.
  4. Mendapatkan tes dan perawatan medis sesuai kebutuhan.
  5. Memakai masker sebagaimana mestinya.
  6. Memastikan ventilasi yang baik.
  7. Mempraktikkan cuci tangan secara teratur.

WHO juga tidak merekomendasikan mengenai tindakan khusus apa pun bagi wisatawan yang berpergian ke China. Secara umum, orang harus menghindari perjalanan ketika mengalami gejala yang mengarah pada penyakit pernapasan, jika memungkinkan; jika terjadi gejala selama atau setelah perjalanan, wisatawan dianjurkan untuk mencari pertolongan medis dan berbagi riwayat perjalanan dengan penyedia layanan kesehatan.

 

 

Referensi:

  1. Centers for Disease Control and Prevention. (2022). Mycoplasma pneumoniae Infections: People at Risk
  2. Kementerian Kesehatan Indonesia. Pneumonia
  3. Mayo Clinic. (2020). Pneumonia
  4. World Organization Health. (2023). Upsurge of respiratory illnesses among children-Northern China
Tag
Viral Transport Media (VTM)
Germisidal dan Ozonizer
Bagikan
Artikel Terkait